Senin, 24 Maret 2014

Pengusaha Kecil



Beberapa Kisah Pengusaha Kecil 
        1. Usaha Pertokoam
Usaha Pertokoan
Di sudut kiri persimpangan jalan antara  Gebang Wetan dan Gebar Lor terdapat sebuah toko lumayan kecil. Toko tersebut milik Bapak Muhammad Muchsin atau orang- orang sering memanggilnya Pak Muchsin. Beliau berumur sekitar 45 tahun dan tidak mempunyai tanggungan keluarga seorang pun. Toko tersebut menjual beraneka macam  peralatan sekolah dan juga peralatan kuliah yang lain, seperti pulpen, penggaris, drawing pen, penghapus, kertas karton, kertas manila, gunting, lem dan sebagainya. Beliau juga menjajakan beberapa makanan kecil serta berbagai minuman dingin.
Toko milik Pak Muchsin ini sudah dibangun sejak 5 tahun yang lalu. Usaha toko beliau ini awalnya adalah usaha rintisan baru. Megapa dikatakan usaha rintisan baru? Jawabannya adalah karena beliau sebelumnya sudah merintis usaha yang lain yaitu warung telekomunikasi atau sering disebut wartel. Seiring berkembangnya teknologi terutama teknologi komunikasi yang kian hari kian menjadi, usaha wartel yang dirintis pak Muchsin  mengalami kebangkrutan. Sebagian orang sudah tidak menggunakan wartel untuk berkomunikasi, melainkan beralih ke telepon genggam atau yang sering disebut dengan HP. Hal ini membuat para pelanggan Pak Muchsin turun drastis. Oleh karena itu, beliau mulai membuka usahanya yang baru yaitu  toko kecil.
Usaha toko ia pilih karena ia merasa yang paling tepat adalah usaha toko. Bisa dikatakan tepat karena sangat strategis. Lokasinya dekat dengan kampus, dekat dengan jalan raya dan juga dekat dengan kontrakan mahasiswa PPNS, ITS, dan juga PENS. Sehingga, apabila mereka butuh sesuatu, tinggal dating dan memilih apa yang mereka perlukan. Disisi lain yang menjadikan toko ini khusus adalah harganya leebih miring bila dibandingkan dengan toko- toko lain di sebelahnya. Kata Pak Muchsin, iya mengambil laba sedikit, namun barangnya cepat laku terjual habis. Kemudian ia akan belanja ke grosir untuk dijual kembali.
Modal awal membuka toko ini sekitar 10 juta rupiah. Beliau mendapatkanya dari hasil penjualan usaha awal dan ditambah dengan tabungan yang ia miliki. Usaha toko ini bisa dikatakan berkembang lumayan. Tiap harinya beliau bisa memperoleh omset sekitar 1 juta rupiah. Omsetnya ini bisa diambil untuk belanja lagi dan sebagian di tabung untuk masa depannya nanti. Kendala yang dialami ia selama berdagang toko ini tidak ada, lancer- lancer saja.
Pak Muchsin sangat berharap usaha tokonya berkembang pesat dan memiliki cabang di tempat lain, tidak hanya di gebang. Beliau ingin memiliki banyak karyawan dan tidak usah lagi mengurus segala hal berkaitan dengan usahanya itu seorang diri.


 2.  Usaha Kuliner
Usaha Kuliner


 
Di pinggir jalan daerah Gebang Lor, tepatnya di depan rumah no. 34 seorang nenek paruh baya selalu menjajakan jualannyaya itu makanan dan minuman. Contoh makanannya adalah tahu campur, gado- gado, rujak cingur dan lontong mie. Sedangkan minumannya adalah kolak, es milo, es nutrisari, es cao, dan es sirup. Beliau membawa gerobak dorong untuk menjual dagangannya setiap pukul 11.00 sampai dengan dagangannya habis. Rasa lelah tak pernah ia hiraukan. Rasa semangat demi mendapatkan untung yang ia gunakan untuk kebutuhannya sehari- hari dan untuk memberikan uang saku kepada cucu- cucunya di rumah. Tanggungan nenek Harfiah ada 4 orang.
Keuntungan yang ia dapatkan tidak begitu besar. Hanya sekitar 20 ribu hingga 30 ribu per harinya. Namun ia tetap bersyukur. Tidak pernah ada kata lelah dan menyerah. Usaha yang telah ia rintis itu adalah usaha turun temurun keluarganya. Dulu nenek Harfiah bermodal 1 juta rupiah untuk modal usahanya. Modal itu ia gunakan untuk membeli gerobak dan bahan- bahan yang akan dijual. Namun sejak beberapa waktu kemudian, ia mendapatkan bantuan gerobak dari Bapak Karwo selaku Gubernur Jawa Timur untuk membantu usahanya tersebut. Nenek Harfiah merasa sangat terbantu atas bantuan yang Bapak Gubernur berikan. Gerobak yang dimilikinya lebih besar, lebih bersih dan tentunya lebih bagus
Hambatan datang ketika musim hujan tiba. Ketika itu, hujan turun dengan tiba- tiba. Tidak bisa ditebak sebelumnya. Sehingga sebelum semua jualannya habis, nenek Harfiah sudah harus berhenti berjualan.  Meskipun ia ingin sekali dagangannya laku terjual, apa boleh buat, kegiatan jual beli sudah selesai. Apabila terus dilnjutkan malah merugi. Dagangannya bisa- bisa kena hujan dan tidak bisa dikonsumsi. Maka, kerugian bisa- bisa 2 kali lipatnya.
Untuk kedepannya, nenek Harfiah ingin sekali usahanya maju, tanpa ia harus berkeliling dan mendorong gerobaknya. Penghasilan yang ia dapatkan juga lebih tinggi dari pada penghasilan saat ini.

3. Usaha Makanan Ringan
  
Kali ini kisah seorang mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang sekaligus mencoba menjadi pengusaha. Dia bernama Reza. Usahanya tersebut telah dirintis sejak ia duduk di bangku SMA. Kebetulan dulu di SMA dia sudah mulai berwirausaha kecil- kecilan, menjual makanan ringan ke kelas- kelas ketika jam istirahat. Ia meneruskan apa yang dia lakukan dulu ke bangku perguruan tinggi. Sekarang ini mbak Reza duduk di semester 4. Dulu ketika ia duduk di semester 1 hingga 3, ia berjualan kosmetik. Namun, ketika dirasa jualan makanan lebih menjanjikan, maka ia beralih ke makanan ringan lagi. Banyak dari teman- temannya yang membeli kepadanya. Dari pada harus pergi ke kantin atau koperasi, teman- temannya tinggal membeli di kelas.
Keuntungan yang dia dapat sehari sekitar 10 sampai dengan 20 ribu. Hal ini lumayan untuk tambah- tambah uang saku untuknya, dan juga untuk keperluannya yang lain. Jiwa usaha seakan telah melekat pada dirinya. Kegagalan yang pernah dia alami tak pernah membuatnya menyerah. Dia justru lebih giat lagi dan terus mencoba.
Untuk modal awalnya, ia hanya butuh sekitar 200 ribu rupiah. Modal itu tidak cukup memberatkannya karena dia memiliki tabungan sendiri yang dia dapatkan ketika di SMA dulu. Untuk planning ke depannya, ia berharap dapat lulus dari politeknik sekaligus dapat membuka usahanya sendiri tanpa harus membawa dagangannya kemana- mana. Pembeli akan datang sendiri untuk membeli dagangannya. Hingga akhirnya dia berhasil mengembangkan usaha kecil- kecilan itu menjadi usaha yang sangat besar dan menghasilkan banyak keuntungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar